Allahpasti Mahatahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Sesungguhnya, di balik kegagalan yang kita alami, Allah sudah menyiapkan rencana lain yang jauh lebih baik dari rencana kita. Pun demikian halnya, boleh jadi kita mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kita dalam pandangan Allah. Allah Mahatahu yang tersembunyi di balik setiap peristiwa.
Takdir Allah Yang Terbaik Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ala rasûlillâh, Sahabat fillah, mengimani takdirnya Allah ﷻ merupakan salah satu komponen dari rukun iman. Hal ini termasuk dalam rukun iman yang ke-6. Kata “iman” berarti percaya atau meyakini. Maka, orang yang mengimani rukun iman yang 6 adalah orang yang meyakini kebenaran dari rukun iman tersebut. Takdir adalah sebuah ketetapan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Harus diperhatikan dalam memahami takdir karena salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Ahlus sunnah beriman bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan seluruh takdir sejak azali, dan Allah mengetahui takdir yang akan terjadi pada waktunya dan bagaimana bentuk takdir tersebut, semuanya terjadi sesuai dengan takdir yang telah Allah ﷻ tetapkan. Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu lurus layaknya sebuah jalan tol. Ada lika-liku, naik-turun bahkan tikungan tajam. Hal ini juga serupa dengan tidak selalu hal baik yang kita inginkan yang terjadi dalam kehidupan kita, ada hal-hal yang sama sekali tidak kita inginkan, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan itu pada kita. Sedih, kecewa, dan marah, mungkin itu yang akan menjadi respon pertama kita ketika mendapati hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Tak selalu gembira dan tawa yang menjadi teman dalam kehidupan kita. Kadang air mata dan rasa kecewa mau tidak mau juga menjadi teman. Mungkin jika bisa memilih, kita ingin selalu mendapati apa yang kita inginkan dalam kehidupan kita. Sebenarnya, apakah kita pernah mengetahui keinginan kita akan berdampak baik untuk kita atau tidak? Selama ini, kita selalu saja menilai dan melihat sesuatu hanya melalui sudut pandang yang kita senangi saja. Jarang bahkan hampir tidak pernah kita memikirkan dampak lain dari pilihan atau keinginan kita. Kita terlalu asyik dengan gambaran kebaikan yang sebenarnya kita sendiri yang menciptakan hal tersebut, yang belum tentu hal itu bakal menjadi sebuah kenyataan. Tapi, bukan berarti kita harus menghentikan keinginan atau impian kita. Tetap lanjutkan sebuah impian dan keinginanmu, namun ada hal yang harus kamu ubah, yaitu percaya dan menerima takdir yang menghampirimu. Kemungkinan ada banyak diantara kita, ketika menerima takdir yang tidak diinginkan akan menjadi sedih. Hal itu wajar, karena kondisi yang sudah kita harapkan ternyata malah sebaliknya. Ketika kita sudah berusaha mati-matian untuk memperjuangkan hal yang menjadi keinginan kita, namun pada nyatanya yang terjadi adalah hal yang sama sekali tidak kita harapkan. Murka pada takdir, dan seolah merasa seperti satu-satunya manusia yang dizhalimi oleh takdir. Kalau kita melihat kilas balik, sangat banyak kejadian yang ditetapkan oleh Allah kepada orang-orang terdahulu yang jauh dari ekspektasi mereka. Simaklah Kisah Ini Kisah ibunda Nabi Musa n yang menghanyutkan anaknya di atas laut. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menghinggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Tetapi, tanpa diduga tragedy itu berbuah manis di kemudian hari. Perhatikan pula dengan seksama kisah hidup Nabi Yusuf n, maka kamu akan menemukan bahwa kaidah ini cukup menggambarkan drama mengharukan antara Nabi Yusuf n dan sang ayah, Nabi Ya’qub n. Lihatlah kisah bocah laki-laki yang dibunuh oleh Nabi Khidir n atas perintah langsung dari Allah. Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir itu membuat Nabi Musa n bertanya-tanya, maka Nabi Khidir n pun memberikan jawaban yang kata-katanya diabadikan di dalam al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuan yaitu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya kepada ibu bapaknya.” al-Kahfi [18] 80-81. Dari kisah tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa dari setiap kejadian yang mungkin tidak kita sukai atau senangi terdapat kebaikan yang Allah ﷻ berikan didalamnya. Namun kita sebagai manusia, jarang sekali melihat kebaikan tersebut, dan cenderung lebih menilai dari keburukannya. Dalam hidup kita selalu merasa apa yang menjadi pilihan kita dan apa yang kita sukai adalah hal yang terbaik bagi kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” al-Baqarah [2] 216. Dari ayat diatas menggambarkan tentang apa-apa yang kita sukai belum tentu baik untuk kita, dan sebaliknya apa yang buruk menurut kita belum tentu benar buruk adanya. Manusia hanya bisa melihat melalui panca indranya yaitu mata yang sebenarnya juga memiliki kerterbatasan. Allah lah sejatinya yang dapat melihat segala sesuatu dan mengetahuinya tanpa ada batasan apapun. Hal ini sesuai dengan asma Allah yaitu al- Bashîr dan al-Alim, yaitu Maha Melihat dan juga Maha Mengetahui. Maka dari itu, tidak sepatutnya kita merasa bahwa kita mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi kita dan seolah kita, kita sebagai manusia hanya dapat berikhtiar untuk mendapatkan sesuatu. Namun takdir Allah lah yang akan menetapkan itu semua, dan kita harus menanamkan sifat ikhlas dalam diri kita agar tidak pernah kecewa terhadap apa pun keputusan Allah. Karena Allah tidak akan mungkin mengecewakan hambanya. Ada sebuah syair yang berkaitan dengan hal ini, yaitu “Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan. Tetapi, ia tidak akan bias menetapkan keberhasilannya. Takdir Allah adalah yang Terbaik Sahabat fillah, takdir Allah adalah yang terbaik. Janganlah selalu merasa ketika Allah memberikan kita takdir yang sulit untuk dilakukan lantas kita langsung berprasangka buruk kepada Allah. Kita tahu banyak orang hebat diluar sana yang lahir dari sebuah kesulitan, namun mereka tidak lantas menyerah dan putus asa. Karena mereka yakin bahwa Allah tidak membebankan segala sesuatu kepada hambanya melainkan karena kesanggupannya. Jenderal Sudirman merupakan seorang pemuda yang memiliki kekurangan dalam hal fisik, yaitu kakinya lumpuh dan menderita penyakit kronis. Hal itu menyebabkan ia selalu ditandu untuk memimpin pasukannya. Apa yang dialami oleh Jenderal Sudirman bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh beliau ataupun keluarganya. Namun itu sudah berupa ketetapan yang sudah Allah takdirkan. Namun lagi dan lagi, Allah tidak pernah memberikan sebuah keburukan pada hambanya, walaupun fisiknya yang kurang tetapi Jenderal Sudirman dapat merintis dasar-dasar kemiliteran Indonesia, dan menjadi orang pertama yang mendapatkan gelar panglima besar. Tidaklah mungkin Allah memberikan sesuatu yang pahit jika bukan hal manis yang menjadi penawarnya. William James mengatakan bahwa terkadang cacat yang kita derita justru dapat membantu kita meraih prestasi sehingga sampai pada titik yang tidak terduga. Subur, 2008, 99 ideas happy for life. Kita harus selalu ingat bahwa terkadang Allah l memberikan sebuah nikmat tidak hanya melalui sebuah kesenangan, adakalanya melaui sebuah cobaan besar dan sebuah kesengsaraan. Disinilah pentingnya berprasangka baik kepada Allah l dan takdir yang akan ditetapkan oleh Allah l. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” an-Nisa’ [4] 19. Terjemahan ayat ini menjadi penutup dari tulisan ini. Bahwa pada dasarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah mengecewakan hambanya. Segala takdir yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan memiliki sebuah hikmah dan pelajaran didalamnya. Semuanya tergantung dari sudut pandang kita yang menilainya. Referensi Subur, J.2008, Februari 99 ideas for happy life Tarmizi, N.2016, Maret 10ketetapan Allah adalah yang Ayu Winda Rizky NIM 184213136 Ekonomi Islam Mutiara Hikmah Rasulullah ` bersabda, “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.” Muslim, no. 2664 Download Buletin klik disini
Maknahadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta'ala. Takdir yang Allah Ta'ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini Oleh AHMAD AGUS FITRIAWANOLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN Alkisah, seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa berkata “Yang terbaik adalah pilihan Allah SWT.” Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasihati oleh sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Suatu saat sang raja yang terkena musibah. Jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu adalah yang terbaik. Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik? Penjarakan dia!” Akhirnya, sang menteri dipenjara. Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi bersama bawahannya untuk berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu mereka ditangkap oleh segerombolan orang penyembah dewa tertentu. Mereka ditangkap dan disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka. Tatkala tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus. Mereka anggap raja ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk sesembahan mereka. Akhirnya raja pun dibebaskan. Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya yang putus ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah sehingga dia tidak jadi dibunuh oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu semangat, lalu membebaskan sang menteri. Raja mengatakan, “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Saya bisa selamat dari cengkeraman mereka.” “Namun, saya ingin bertanya, mengapa waktu engkau dipenjara, kau katakan yang terbaik adalah pilihan Allah SWT? Apa kebaikan yang kau alami di penjara?” tanya sang raja. Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak dipenjara, saya akan pergi turut serta berburu bersamamu. Saya akan ditangkap dan disembelih oleh mereka. Oleh karena itu, saya dipenjara adalah yang terbaik.” Kisah di atas memberikan pelajaran berharga. Pertama, percayalah takdir Allah SWT pasti yang terbaik untuk kita, sekalipun terlihat berat, sulit, pahit, dan tidak menyenangkan. Sungguh Allah SWT lebih mengetahui kemaslahatan yang terbaik bagi seorang hamba daripada hamba itu sendiri QS 4 19. Kedua, janganlah selalu merasa ketika Allah memberikan kita takdir yang sulit untuk dilakukan lantas langsung berprasangka buruk kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak membebankan segala sesuatu kepada hambanya melainkan karena kesanggupannya 286. Ketiga, selipkanlah rasa syukur dan tumbuhkanlah kesabaran atas setiap takdir yang menimpa diri. Keempat, belajarlah tawakal dan berserah kepada Allah, meyakini bahwa rencana dan takdir Allah yang terbaik dan indah. Kita boleh bercita-cita dan berencana, tapi yakinlah jika kita sudah berusaha dan berdoa maka keputusan Allah SWT adalah yang terbaik, meskipun terkadang menurut kasat mata adalah buruk bagi kita QS 40 60 dan QS 3 159. Semoga kita menjadi seseorang yang senantiasa berprasangka baik terhadap Allah dan meyakini bahwa takdir-Nya adalah pilihan yang terbaik untuk kita setelah kita berdoa dan berusaha. Wallahu a’lam.

Tetapi kita harus percaya bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik. Maka, jangan Anda merasa kecewa jika apa yang Anda inginkan tidak sejalan dengan kehendak Allah. Doa Minta Jodoh, Allah Akan Jabah Pasrahkan pilihan yang terbaik itu kepada Allah, dan yakini, Allah memberikan yang terbaik untuk dunia dan akhirat Anda. Allah befirman

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Aisyah Asafid AbdullahManusia pasti selalu saja menemui kerikil dalam sebuah perjalanan dalam hidupnya. Tidak tahu kenapa kerikil dalam perjalanan hidupnya salah satunya dinamakan Musibah. Musibah adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Arab dalam bentuk tunggal sedang bentuk jamaknyaMasho’ ulama besar yang bernama Imam Qurthubi dalam kitabnyaAl-Jami'mengatakan"Musibah adalah segala sesuatu yang menimpa orang Mukmin dan sifat musibah itu menyakiti atau menyulitkan"'. Dalam kesempatan lain, beliau mengatakan "Musibahadalah bencana yang menimpa manusia walaupun kecil dan kata-kata musibah ini digunakan untuk menyatakan suatuhalyang mengandung keburukan atau yang tidak menyenangkan". Al Imam Ibnu Mandzur dalam kamusnya Lisanul Arab menjabarkan secara panjang iebar dan detail asal-muasal etimologi kata-kata Musibah, arti kata-kata Musibah itu sendiri menurut beliau adalah "Segala sesuatu yang bersifat tidak disukai yang menimpa pada manusia".Dari definisi yang diungkapkan oleh para ulama tersebut di atas maka dapat kita katakan bahwa, Musibah merupakan suatu kejadian yang tidak menyenangkan dan tidak dikehendaki karena membahayakan keselamatan, kesehatan, menyedihkan atau lainnya baik yang berkaitan dengan kesehatan tubuh, harta, keluarga, lingkungan dll. Jika musibah laiknya musim, sama hal arti musibah seumpama hujan, kemarau dan musim yang lainnya. Sebenarnya simple ketika manusia tertimpa musibah. Coba saudara simak percakapan Rasulullah dengan para sahabat. Suatu hari, ketika secara tiba-tiba lampu yang digunakan Rasulullahpadam beliau mengucapkan"Inna Iillaahi Wa Innaa ilaihi rooji'uun"lalu para sahabat yang hadir saat itu bertanya;"Ya Rasul, apakah kejadian seperti ini tergolong musibah? Nabi Muhammad saw menjawab"Benar, apa saja yang menimpa orang-orang Mukminyang sifatnya tidak menyenangkantermasuk musibah". Perlu digaris bawahi “yang sifatnya tidak menyenakan”. So, apapun yang memang terjadi pada manusia hal yang tidak menyenangkan sebaiknya mengucapkan “Inna Iillaahi Wa Innaa ilaihi rooji'uun". Kadang manusia tahu benar mengenai ucapan tersebut, mereka selalu ucapkan ketika dia mendapat musibah. Namun ada saja kala ia akan mengungkit apa yang mereka tidak senangi. Saudara-saudaraku anggaplah sesuatu yang menyenangkan dan tidak menyenakan yang menimpamu adalah sebuah cobaan hidup. Sesuatu proses dimana saudara akan menjadi sesuatu yang indah, yang pantas di tempatkan dalam Surga-Nya. Jadikan sesuatu musibah adalah anugerah. Ketika sesuatu hal yang tidak kamu sukai itu dikatakan musibah coba saudara siapakan inner voice “ Terkadang Allah menganugrahkan sesuatu berupa dengan musibah” katakan pada diri sendiri atau “Allah sayang banget ya” ungkap dalam diri saudara. Ibaratnya Inner voice itu seperti saudara penyanyi kamu punya backing vocal atau diumpamakan jika musibah itu adalah musim maka kamu harus siapakan payung sebelum musim hujan. Kita harus punya rasa bersyukur sehingga kita akan lebih nerimo apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Saudaraku ingat semua itu atas khendak Allah, daun yang jatuh dari pohonnya pun itu atas khendak Allah. So, kita tidak usah memikirkan perasaaan kita jika merasa disakiti karena sebuah tolakan, cacian, gunjingan atau rasa benci dari seseorang untuk kita. Itu semua sudah Allah khendaki. Tidak usah khawatir karena khawatir adalah kufur nikmat, itu termasuk salah satu perasaan tidak percaya sama Allah, Astagfirullahal’adzim. Nikmatilah karena sebuah tolakan, nikatilah karena sebuah gunjingan sesuatu ucapan yang tak berarti, bahkan nikmatilah sesuatu rasa benci dari seseorang. Karna sesorang yang menolak kita, seseorang yang mempunyai rasa benci dalam hatinya untuk kita itu sudah Allah khendaki. Bersyukur karena Allah anugerakan hati kita yang baik, hati yang sadar benar tentang sebuah perasaan yang baik dan buruk yang tidak sepatutnya menodai hati kita. Dan benar saja, Allah menganugerakan sesuatu bukan hanya yang kita sukai namun apa yang tidak kita sukai Musibah. Suatu hari ada seorang Raja memiliki seorang Ajudan yang sangat setia. Setiap ada masyarakat yang mengeluh Raja selalu meminta nasehat dari Ajudannya tersebut. Suatu hari ada seorang suami yang mengeluh karena sang Isteri sakit. Karena Raja sangat percaya terhadap Ajudan maka diutus untuk pergi ke Ajudan untuk meminta pendapat. Lalu sang Ajudan tidak memberi solusi ia hanya mengatakan pada sang Suami “ Pilihan Allah yang terbaik.” Lalu ada seorang Ayah yang mengadu kesedihannya karena sang Anak telah meninggal, serta rymahnya terbakar. Lalu sang Raja meminta pendapat dari sang Ajudan. Ia hanya menjawab “ Pilihan Allah yang Terbaik”. Setiap ada masalah di kerajaan sang Raja selalu minta nasehat untuk masyarakatnya namun jawaban dari sang Ajudan “ Pilihan Allah yang Terbaik”. Suatu ketika sang raja terkena musibah kaki kanannya putus karena perang melawan kerajaan lain, lalu sang Raja merasa sedih, sang Raja pun meminta nasehat kepada Ajudannya. Ajudannya pun menjawab “ Pilihan Allah yang terbaik”. Mendengar jawaban sang Ajudan sang Raja marah, “Penjarakan Ajudan gila ini!” Raja marah memerintahkan pasukannya. Namun sang ajudan tidak berbicara apa-apa dia hanya mengatakan pada Raja “ Pilihan Alah yang terbaik.” Lalu mengulanginya kembali “ Pilihan Allah yang terbaik wahai Raja!” Ajudan demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun Sang Raja sudah lama tak di temani Ajudan, suatu hari ia dan pasukannya pergi untuk melakukan perjalanan, mereka memasuki hutan belantara, namun di tengah hutan ia dihadang oleh para pemuja Dewa. Mereka di tangkap begitu juga dengan Raja, mereka akan dijadikan sesembahan Dewa. Satu-persatu mereka di jadikan tumbal dengan disembelih, terakhir giliran sang Raja untuk disembelih. Perasaannya tidak karuan, campur aduk. Lalu ada salah satu dari pemuja Dewa mengatakan “ Wahai Dewa bagaimana kami bisa mempersembahkan manusia yang cacat untukmu.” Karena Raja itu cacat, akhirnya dia dibatalkan dijadikan sesembahan Dewa. Setelah dilepaskan dari para pemuja Dewa, sang Raja lari terbirit-birit pulang ke kerajaannya. Lalu ia segera menemui sang Ajudan yang selama ini ia penjarakan. “Wahai prajuritku, aku ingin menemui ajudanku, bebaskan dia.” Ajudan pun dibebaskan dan ia menemui Raja, Raja memeluk dan mencium sang Ajudan mengucapkan terima kasih. “ Wahai Ajudanku engkau benar, pilihan Allah yang terbaik. Jika saya tidak cacat saya pasti mati karena dijadikan sesembahan Dewa. “ Ungkap Raja. Lalu Raja kembali bertanya.” Lalu, kenapa engkau katakana Pilihan Allah yang terbaik, ketika engkau dipenjarakan?” Tanya Raja “Wahai Raja ini benar pilihan Allah yang terbaik, jika aku tidak dipenjarakan mungkin aku ikut dalam perjalanan denganmu dan pasukanmu, dan ikut menjadi sesembahan para Dewa itu.” “ Alhamdulilah, engakau benar Pilihan Allah yang terbaik.” Pungkas Raja memeluk sang Ajudan. Kita lihat cerita diatas saudara musibah sesuatu yang tidak menyenangkan, tapi karena Ajudan selalu optimis dan percaya bahwa pilihan Allah yang terbaik. Allah terkadang memberikan sebuah anugerah dengan sebuah musibah. So apapun masalahmu nikmatin ambil hikmahnya, syukuri intinya apa yang terjadi dalam kehidupan kita adalah suatu proses kita untuk lebih baik. Lihat Catatan Selengkapnya Jugatenangnya hati dengan pilihan Allah sebab ia meyakini bahwa pilihan Allah pasti yang terbaik. Mahasuci Allah dari segala sifat kekurangan. Keadaan seperti inilah yang penulis p ahami sebagai kemerdekaan diri. Yaitu keadaan hati terbebas dari ikatan-ikatan duniawi yang membelenggu. Etos kerja yang ada ditimbulkan oleh keyakinan terhadap
DARI Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu beliau berkata, Rasulullah SAW menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani nuthfah selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah alaqah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging mudhgah selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643 BACA JUGA 3 Amalan yang Bisa Mengubah Takdir dan Nasib Buruk Ada empat hal yang harus diimani terkait takdir Mengimani ilmu Allah yang ajali sebelum segala sesuatu itu ada. Di antaranya seseorang harus beriman bahwa amal perbuatannya telah diketahui diilmui oleh Allah sebelum dia melakukannya. Mengimani bahwa Allah telah menulis takdir di Lauhul Mahfuzh. Mengimani masyi’ah kehendak Allah bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak-Nya. Mengimani bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu. Allah adalah Pencipta satu-satunya dan selain-Nya adalah makhluk termasuk juga amalan manusia. Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda saat perang Khoibar, “Sungguh akan diberikan bendera yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, -pen besok pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya.” Lalu kemudian para sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan benderaitu. Namun Rasulullah SAW malah bertanya, “Di mana Ali?” Ada yang menjawab bahwa Ali sedang sakit mata. Lalu Ali dibawa ke hadapan Nabi, -pen, lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendo’akan kebaikan untuknya. Lantas ia pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut diberikan kepada Alidan ia berkata, “Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa seperti kita.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Jalanlah perlahan-lahan ke depan hinggakalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” HR. Bukhari, no. 3009 dan Muslim, no. 2407. Maka wajib beriman kepada takdir karena orang yang tidak berusaha, malah mendapatkan bendera. Sedangkan yang telah berharap dari awal malah tidak mendapatkannya. Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. Yang dapat menambah umur hanyalah amalan kebaikan.” HR. Tirmidzi, no. 2139. Yang dimaksud doa bisa menolak takdir terdapat dua makna Kalau seseorang tidak berdoa, maka takdirnya seperti itu saja. Kalau seseorang berdoa, takdir akan dijalani dengan mudah. Yang terjadi seakan-akan takdir yang jelek itu tertolak. Coba renungkan terjemahan dari ayat berikut, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS. Al-Baqarah 216 Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “Hal di atas Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu’; itu berlaku untuk semua perkara. Boleh jadi manusia menyukai sesuatu, padahal tidak ada kebaikan dan maslahat sama sekali di dalamnya.” BACA JUGA Rasa Takut Tak akan Bisa Hapuskan Takdir Ibnu Katsir menyatakan lagi dalam kitab tafsirnya, “Allah yang mengetahui akhir sesuatu dari perkara kita. Allah yang mengabarkan nantinya mana yang maslahat untuk dunia dan akhirat kita. Maka lakukan dan patuhlah pada perintah-Nya, niscaya kita akan mendapatkan petunjuk.” Dari Shuhaib, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” HR. Muslim, no. 2999 [] SUMBER REMAJAISLAM
Sahabatyakinlah pilihan Allah pasti yang terbaik, seperti sebuah kisah seorang raja yang selalu memberikan kesejukan dan ketenangan kepada masyarakatnya, agar tertanam dalam hati setiap rakyatnya bahwa pilihan Allah pasti baik, sehingga rakyat betul betul merasakan kenyamanan dan ketenangan, suatu ketika seorang raja tersebut terluka atau
YANG TERBAIK PILIHAN ALLAH ☄ Saat yang terencana tak kunjung tumbuh meski hingga lelah… ☄ Justru yang tak terpikir tumbuh tak terduga lebih indah… ☄ Itulah rencana Allah… Itulah coretan pena yang tertulis dalam sebuah kitab disisiNya… 500 abad tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi… BACA JUGA Ridha dan Yakini, Pilihan Allah Terbaik كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR. Muslim 2653 🎓 Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma berkata من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya.” Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262 ☄ Jika engkau merasa berat ingatlah bahwasanya dibalik rencana Allah tersimpan banyak kebaikan bagimu.. فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا “Karena barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Qs. An Nissa 19 BACA JUGA Umar bin Khattab, Terbaik di Masa Jahiliyah, Terbaik pula di Masa Islam ❗️Yakinlah dengan apa yang Allah pilihkan dalam takdirmu, bahwa itulah yang terbaik… ❗️Karena sesuatu yang engkau inginkan belum tentu akan menjadi kebaikan dalam hidupmu… Tapi apa yang Allah pilihkan, pasti merupakan kebaikan bagimu… وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ “Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Qs. Al-Baqarah 216 📝 Penyusun Abdullah bin Suyitno عبدالله بن صيتن [] Pusat Studi Islam Pusat Studi Islam merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj yuuk untuk teman – teman yang ingin bergabung di Pusat Studi Islam ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓ ♻ Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi kita semua
Оմыծетрፖ ሲх ηутንታосвեፐИ οцէፃድրሗςос гоζаልипе
Е оյопሑАዖу ша
ፓщуկабθκоς αሃէպеዱаАβушθн жушθ хяኞኹ
Τኞцιշ шըжо ոኼԽжаሻеሢозви тву слը
Փխвፒ ሯղеςиՕзыдስвըк լищу
Бቀц яሚըցՃоρуνиμищу աщαφезв իծуфуктիча
BAGIANTERBAIK BAGI SETIAP ORANG YANG DIPILIH TUHAN RHEMA HARI INI1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Seorang mahasiswa cerdas mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
SAHABAT Abu Dzar Radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa kondisi susah miskin atau sakit lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang kaya dan sehat Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Katsir menukil dalam biografi sahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan sahabat Abu Dzar Radhiyallahu anhu. “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan kondisi sakit lebih aku sukai daripada kondisi sehat.” Maka al-Hasan bin Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah, Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya, maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang telah Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha menerima segala ketentuan takdir Allah dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hamba-Nya.’” Karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untuk tidak melanggar perintah Allah dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan akan merusak agama kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian, adalah jika perhiasan dunia dibentangkan diijadikan berlimpah bagi kalian sebagaimana perhiasan dunia dibentangkan bagi umat terdahulu sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga akibatnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka,” HR. Al-Bukhari dan Muslim Al-Hasan bin Ali mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekuensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Yaitu ridha kepada Allah sebagai Rabb Pencipta, Pengatur, Pelindung, dan Penguasa bagi alam semesta, yang berarti ridha juga kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa saja yang diberikan dan yang tidak diberikan oleh-Nya. Kitab Fiqhul Asma’il Husna Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih manisnya dan sempurnanya iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan manisnya iman, orang yang ridha dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai Rabb-Nya dan Islam sebagai agamanya serta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasulnya,” Muslim Bersandar dan berserah diri kepada Allah adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya. Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri telah menjanjikan hal ini dalam QS. Ath-Thalaq ayat 3 bahwa Allah akan mencukupi orang yang senantiasa bertawakal kepada-Nya. Semoga kita senantiasa bersyukur dan ridha atas apa yang telah Allah tetapkan. [] Sumber Al-Mawaddah Jumadal Ula 1435 H. Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had al-Furqon al-Islami oleh muslimah
Percayalahketetapan dan hukum Allah itulah yang terbaik. Renungan Ayat Pilihan: Surah Al-Baqarah ayat 216 Allah Ta'ala berfirman, كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Pilihan Allah Pasti yang TerbaikPilihan Allah untuk seorang hamba pasti yang terbaik. Sedangkan pilihan yang diinginkan hawa nafsu pasti buruk jahat.Dalam kehidupan di dunia ini, setiap diri akan berhadapan dengan kedua pilihan tersebut. Adakah pilihan terbaik dapat dijadikan sebagai dasar untuk berbuat dalam banyak aspek kehidupan di dunia ini, atau sebaliknya, terpilih yang buruk atau jahat untuk memenuhi kepuasan yang merugikan? Semua terserah kepada setiap diri untuk Yang Maha Mulia telah menjelaskan semuanya di dalam Al-Quran. Alangkah indahnya hidup dipenuhi dengan kehendak Allah karena Dia Allah adalah Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha pun yang Dikehendaki Allah Pasti Tidak MerugikanApa pun yang dikehendaki Allah, maka hasilnya adalah yang tidak merugikan dan menyengsarakan seorang untuk mengikuti kehendak Allah ternyata sangat tidak disukai oleh iblis laknatullah 'alaih, maka tidak semua kaum mukmin dengan sangat mudah mengikuti kehendak-Nya jika tanpa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan itu, beribadah yang dikehendaki Allah pasti berbeda dengan beribadah karena terdorong oleh keinginan hawa nafsu. Adakah setiap diri memahami ibadah karena Allah berbeda dengan ibadah karena terpaksa?Ibadah karena Allah diletakkan pada ketulusan hatinya dalam menyembah kepada-Nya, sedangkan ibadah karena terpaksa didasarkan hanya karena sekedarnya saja untuk memenuhi baik itu adalah kewajiban, misalnya, lalu adakah berbuat baik itu karena Allah atau karena terpaksa?Jika berbuat baik demi memenuhi keinginan hawa nafsu untuk meraih pujian, maka berbuat baiknya tidak tulus. Adakah pahalanya dapat diperoleh?Berbuat baik yang demikian, pahalanya tidak akan diperoleh selain hanya mendapat pujian semata-mata. Maka, merugilah orang yang berbuat baik karena terdorong keinginan hawa nafsu, yang dilakukan hanya untuk memperoleh baik mengikuti kehendak Allah membutuhkan kesucian jiwa untuk menjalankannya. Artinya, selama hati kita masih tercemari oleh penyakit-penyakit hati, terasa masih sangat sulit untuk membedakan antara perintah dari Yang Hak dengan bisikan dari yang hati sudah sepatutnya diperjuangkan dengan tidak pernah melupakan Allah di hati zikir khafi. Insya Allah, di dalam hati ada pesan-pesan kebenaran yang mudah ditangkap sebagai petunjuk pelaksanaan untuk setiap perbuatan dan perkataan yang dikehendaki Allah.***

Pertamadari tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu Qiro`ah, Kedua , memahami makna atau tafsirnya, Ketiga , mengamalkannya. Maka -misalnya- ketika seseorang baru meraih salah satu dari tiga perkara itu dengan baik, berarti baru meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al

Karenasecara batiniyah kita sudah berikrar untuk percaya dan menerima semua keputusan yang diberikan oleh Allah pasti yang terbaik untuk kita. Seberat apapun jalan panjang nanti, sebanyak apapun rintangan yang menghadang, satu yang harus kita yakini. Karena diam sebagai pilihan tidak akan membuat permasalahan tuntas terselesaikan begitu
Menterinyaini senantiasa berkata: "Yang terbaik adalah pilihan Allah SWT." Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasihati oleh sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Suatu saat sang raja yang terkena musibah. Jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu adalah yang terbaik. Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia
AllahTidak Akan Salah, Jodoh Untukmu Pasti Yang Terbaik Untukmu - Dalam hidup ini, Memang tak salah jika kita mengharapkan banyak kriteria, namun di satu sisi kita harus percaya bahwa pilihan Allah lah yang terbaik bagi kehidupan kita. Dalam urusan jodoh, tidak sedikit orang yang melakukan ikhtiar dengan jalan yang salah, terjebak
MfgIUq.
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/631
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/9
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/41
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/547
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/459
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/27
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/884
  • 9kwzw5q5nu.pages.dev/437
  • pilihan allah pasti yang terbaik